Abhi " mengapa kau melakukannya..
Pragya " Melakukan apa.
Abhi " jangan pura2,apa kau tidak mengatakan bahwa kau menciumku.
Jawab aku,ya atau tidak..Jawab sekarang.
Pragya " Ya..
Abhi " mengapa kau menghancurkan reputasiku.
Apa Kau ingin mendapatkan ketenaran gratis dengan menyandingkan namamu denganku.
Itu cara murahan,menjijikkan.
Aku sangat benci cara seperti itu.
Pragya pergi meninggalkan Abhi,Purab yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka lalu menemui Abhi.
Purab " Kenapa kau memarahi Pragya tanpa sebab.
Abhi " Dia telah menyebarkan gosip kalau aku telah menciumnya.
Purab " Kau hanya mendengarkan orang lain,bukannya Pragya.
Kau bahkan tidak memberinya kesempatan untuk bicara.
Waktu kau tertembak dan nafasmu sudah berhenti,Pragya memberimu nafas buatan agar kau bisa hidup kembali.
Dia memberimu nyawa ke-2,pesta ini ada kara berkat Pragya.
Abhi merasa bersalah setelah mendengar itu.
Tanu memanas2i Pragya.
Tanu " Abhi adalah milikku.
Kau tidak akan bisa mengambil posisiku sampai kapanpun.
Tanu memeluk Abhi didepan Pragya dan berterimakasih karena dia telah memarahi Pragya.
Bulbul berdiri ditengah ruangan.
Bulbul " Perhatian semuanya,seperti yang kalian tau,pesta ini diadakan untuk kak Abhi dan kak Pragya.
Kakak ipar,kemarilah.
Aku ingin memberimu pertanyaan,bukan pertanyaan yang sulit,tapi aku tidak bisa menanyakannya padamu tanpa kak Pragya.
Bulbul memanggil Pragya.
Bulbul " Apakah Kakak ipar tau apa yang ingin aku tanyakan.
Maukah kakak berdansa dengan istrimu.
Pragya Mehra.
Bulbul mendorong Pragya kearah Abhi.
Abhi bersama Pragya berdansa seperti orang asing,Pragya lalu meninggalkan lantai dansa, Abhi terdiam memandanginya.
Pragya masuk kekamar,suara hati Abhi menyuruh Abhi untuk meminta maaf.
Abhi kemudian berjalan kearah kamar tempat Pragya berada, Tanu diam2 mengikutinya.
Abhi melihat Pragya sedang berdiri dan diam.
Abhi berfikir, " mengapa aku tidak punya keberanian untuk meminta maaf. " .
Abhi mematikan lampu untuk mengurangi rasa gugupnya.
Pragya " Melakukan apa.
Abhi " jangan pura2,apa kau tidak mengatakan bahwa kau menciumku.
Jawab aku,ya atau tidak..Jawab sekarang.
Pragya " Ya..
Abhi " mengapa kau menghancurkan reputasiku.
Apa Kau ingin mendapatkan ketenaran gratis dengan menyandingkan namamu denganku.
Itu cara murahan,menjijikkan.
Aku sangat benci cara seperti itu.
Pragya pergi meninggalkan Abhi,Purab yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka lalu menemui Abhi.
Purab " Kenapa kau memarahi Pragya tanpa sebab.
Abhi " Dia telah menyebarkan gosip kalau aku telah menciumnya.
Purab " Kau hanya mendengarkan orang lain,bukannya Pragya.
Kau bahkan tidak memberinya kesempatan untuk bicara.
Waktu kau tertembak dan nafasmu sudah berhenti,Pragya memberimu nafas buatan agar kau bisa hidup kembali.
Dia memberimu nyawa ke-2,pesta ini ada kara berkat Pragya.
Abhi merasa bersalah setelah mendengar itu.
Tanu memanas2i Pragya.
Tanu " Abhi adalah milikku.
Kau tidak akan bisa mengambil posisiku sampai kapanpun.
Tanu memeluk Abhi didepan Pragya dan berterimakasih karena dia telah memarahi Pragya.
Bulbul berdiri ditengah ruangan.
Bulbul " Perhatian semuanya,seperti yang kalian tau,pesta ini diadakan untuk kak Abhi dan kak Pragya.
Kakak ipar,kemarilah.
Aku ingin memberimu pertanyaan,bukan pertanyaan yang sulit,tapi aku tidak bisa menanyakannya padamu tanpa kak Pragya.
Bulbul memanggil Pragya.
Bulbul " Apakah Kakak ipar tau apa yang ingin aku tanyakan.
Maukah kakak berdansa dengan istrimu.
Pragya Mehra.
Bulbul mendorong Pragya kearah Abhi.
Abhi bersama Pragya berdansa seperti orang asing,Pragya lalu meninggalkan lantai dansa, Abhi terdiam memandanginya.
Pragya masuk kekamar,suara hati Abhi menyuruh Abhi untuk meminta maaf.
Abhi kemudian berjalan kearah kamar tempat Pragya berada, Tanu diam2 mengikutinya.
Abhi melihat Pragya sedang berdiri dan diam.
Abhi berfikir, " mengapa aku tidak punya keberanian untuk meminta maaf. " .
Abhi mematikan lampu untuk mengurangi rasa gugupnya.
BACA SELANJUTNYA :
Sinopsis Lonceng Cinta Episode 178
Sinopsis Lonceng Cinta Episode 178
Postingan
0 Response to "Sinopsis Lonceng Cinta Episode 177 by Yohana Sitorus"